ASUHAN KEPERAWATAN An. S DENGAN POST APENDIKTOMI HARI KE-0
GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN & NYAMAN (NYERI) DIRUANG BOUGENVILE 2 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN & NYAMAN (NYERI) DIRUANG BOUGENVILE 2 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
Disusun guna Memenuhi Tugas Kasus Kelolaan Kelompok
Praktik Klinik Keperawatan Dasar
Stase Kebutuhan Dasar Manusia
DISUSUN
OLEH :
1.
DANU
ARIYANTO 1820161017
2.
DWI
EVA DIADARA 1820161028
3.
EKA
OLIVIA DAMAYANTI 1820161030
4.
LAILA
ALFIYAH 1820161055
5.
SEPTIANA
ANDINI WARDANI 1820161105
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
2017
ASUHAN
KEPEREWATAN PADA An. SKASUS POST APENDIKTOMI HARI KE-0
GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN & NYAMAN (NYERI) DIRUANG BOUGENVILE 2 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN & NYAMAN (NYERI) DIRUANG BOUGENVILE 2 RSUD dr. LOEKMONO HADI KUDUS
PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Jum’at, 17 November 2017
Jam :
14. 00 WIB
Oleh : Kelompok A
1. IDENTITAS PASIEN
a.
Identitas
Pasien
Nama : An. S
Umur : 10 Tahun 7 Bulan
Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Pelajar
Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
Status
Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Ds. Undaan
Tgl
Masuk RS : 16 November 2017
Pukul 10:21:23 WIB
No.
RM : 77xxxxx
Diagnosa
Medis : Apendiksitis
b.
Identitas
Penanggung Jawab
Nama : Ny. D
Umur : 45 Tahun 3 Bulan
Jenis
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : Tamat SD/MI Sederajat
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Ds. Undaan
Hub.
Dengan Pasien : Ibu kandung
2.
Riwayat
kesehatan
a. Keluhan
utama
An.
S mengeluhkan nyeri setelah oprasi apendiksitis pada bagian perut bagian kanan.
b. Riwayat
Penyakit Sekarang
Ibu
An. S mengatakan nyeri sudah terjadi selama 7 hari sebelum masuk rumah sakit
yaitu mulai tanggal 9 November 2017. Ny. D mengatakan di awal hari 1-3 nyeri
biasa saja dan mengabaikannya, setelah dihari ke 4-6 An. S mengalami panas,
nyeri pada perutbagian kanan seperti disayat-sayat, nafsu makan turun, ketika
makan atau minum badan panas, mual dan muntah. Orang tua An. S mengatakan hanya
memberikan kompres hangat diarea perut untuk mengobati An. S dan tidak ada
perkembangan pada kondisinya, orang tua An. S memutuskan langsung membawa ke
puskesmas Undaan pada 16 November 2017 pukul 08.00 WIB, kemudian pihak
puskesmas Undaan menyarankan An. S untuk dirujuk ke RSUD dr. Loekmono Hadi
Kudus. Pukul 10.21 WIB An. S diterima di IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.
Kemudian di IGD An. S mendapatkan hasil pemeriksaan nadi 108x/menit, Suhu 38,8o
C, respirasi pernafasan 20x/menit, SPO2 97 %, berat badan 32 kg,
tinggi badan 145 cm mendapatkan terapi ketorolax 15gr/12 jam, cefotaxin 1gr/12
jam, infus RL 12 tpm (mikro) terpasang di tangan kiri. An. S kemudian
dipindahkan dibangsal Bougenvile 2 dan puncaknya pada 17 November 2017 pukul
08.45 WIB An. S dilakukan tindakan apendiktomi.
c. Riwayat
penyakit dahulu
Ny.
D mengatakan An. S belum pernah mengalami penyakit apentiksitis. An. S kalau
sakit hanya mengalami sakit ringan seperti demam, flu, dan batuk-batuk kemudian
setelah 1-2 hari sembuh.
d. Riwayat
penyakit keluarga
Ny.
D mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga yang sama halnya An. S
yaitu Apendiksitis Ny. D juga mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan seperti
diabetes, hipertensi maupun penyakit menular seperti tuberculosis (TBC),
pneumia, Hepatitis dll .
e.
Riwayat alergi
Ny. D
mengatakan An. S tidak mempunyai riwayat alergi terhadapat obat, pantangan
makanan maupun alergi terhadap udara.
1.
Pola
FungsionalKebutuhan rasa aman dan nyaman (nyeri)
Sebelum
sakit :
An. S mengatkan pernah mengalami nyeri dibagian patela dengan skala ringan yaitu 1, saat terjatuh
dari sepeda dan An. S mengatakan mengatasinya dengan menggunakan bidatin untuk
menghilangkan nyeri.
Selama
sakit :
P : Terputusnya kontraktil jaringan
Q : An. S mengatakan nyeri Seperti
ditusuk-tusuk.
R : An. S mengatakan nyeri dibagian perut kanan
bawah kuadran II.
S : An. S mengatakan skala nyeri sampai angka
8.
T : An. S mengatakan nyeri sering muncul
terjadi selama 1-2 jam.
2.
Pemeriksaan
Fisik
a. Keadaan
umum : Lemah
b. Kesadaran
: composmetis E4 V6 M5
c. TTV
: TD = - Suhu 38,5o C, Respirasi Rate 20x/menit, nadi 108x/menit
d. Antropometri
: Berat badan 32 kg, tinggi badan 127 cm
IMT : 32/(1,27)2= 19,7
e. Kepala
: berbentuk mesochephal, rambut tidak ada uban, warna hitam bergelombang,
bersih tidak bercabang.
f. Wajah : nampak pucat, simetris, tidak ada
pembengkakan
g. Mata : simetris, skelera normal, konjungtiva
tidak anemis.
h. Hidung
:simetris, tidak terdapat polip
i. Mulut :
warna bibir telihat pucat kering, stomatitis, tidak ada perdarahan pada gusi.
j.
Kulit
: turgor kulit baik, teraba panas, dan warna kulit sawo matang.
k. Telinga
: simetris, tidak terdapat serumen
l.
Leher
: tidak ada pembesaran tiroid
m. Dada
Thorax
I
: Simetris, tidak ada kelainan
P
: Vocal fermitus teraba normal dan sama, tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan
P
: suara paru sonor
A
: tidak ada suara nafas tambahan (vaskuler)
Jantung
I
: ictus kordis tidak terlihat
P
: ictus kordis teraba di ICS IV sinistra
P
: pekak
A
: suara jantung reguler
n. Abdomen
I
: bentuk simetris, terlihat ada luka heating masih basah tertutup kasa
sepanjang 7 cm
A
: auskultasi peristaltik usus tidak terdengar karena ada luka heating masih
basah tertutup kasa sepanjang 7 cm
P
: tidak dapat terkaji karena An. S menolak, kesakitan, dan menangis saat
dilakukan palpasi
P
: tidak dapat terkaji karena An. S menolak, kesakitan, dan menangis saat
dilakukan perkusi
a. Genetelia:
Terpasang kateter urin
o. Ektermitas
Atas
: tidak terdapat oedem & terpasang infus RL di tangan kiri
Bawah
: tidak terdapat odem dan tidak terdapat varices.
3.
Data
Penunjang
i.
Pemeriksaan
Laborat
Jenis Pemeriksaan
|
Hasil
|
Keterangan
|
Nilai rujukan
|
Netrofil
|
35,4
|
Turun
|
50-70
|
Limfosit
|
52,8
|
Naik
|
25-40
|
Monosit
|
9,2
|
Naik
|
2-8
|
Eosinofil
|
1,1
|
Turun
|
2-4
|
Mch
|
26
|
Turun
|
27-31
|
Mcv
|
77,3
|
Turun
|
79-99
|
Hb
|
12,1
|
Normal
|
4,5-15,5
|
Ht
|
36
|
Normal
|
35-45
|
Trombosit
|
37,5
|
Normal
|
150-400
|
Leukosit
|
10,6
|
Normal
|
4,5-14,5
|
pendarahan
|
2’00’’
|
Normal
|
1-5
|
pembekuan
|
4’30’’
|
Normal
|
2-6
|
HbsAG
rapid
|
Negatif
|
Normal
|
Negatif
|
Anti
HIV
|
Non
reaktif
|
Normal
|
Non
Reaktif
|
HCV
|
Negatif
|
Normal
|
Negatif
|
ii.
Terapi
Medis
Nama
Obat
|
Dosis
Obat
|
Cara
pemberian
|
Golongan
obat
|
Cetorolax
|
15
gr/ 8 jam
|
IV
Bolus
|
Analgesik
|
Cefotaxim
|
1
gr/12 jam
|
IV
Bolus
|
Antibiotik
|
RL
|
20
tpm
|
Infus
|
Antihidrasi
|
A.
Analisa
Data
No
|
Hari/tanggal
|
Data
Fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
Jum’at, 17 November
2017
14.
00 WIB
|
Ds :
-
An. S mengeluhkan nyeri setelah
oprasi apendiksitis pada bagian perut bagian kanan
-
P
: ada jahitan masih basah
-
Q : seperti di sayat-sayat
-
R : Perut bagian kanan bawah
-
S : 8 (sedang/menganggu)
-
T : muncul setiap 2 jam
Do
:
-
N : 108x/menit
-
RR : 20x/menit
-
S : 38,5oC
-
Terlihat luka Heating Masih basah
sepenjang 7 cm
-
Pasien terlihat menangis kesakitan.
-
Terpasang kateter
|
Nyeri akut
|
Agen Cidera Fisik
(apendiktomi)
|
2
|
Jum’at, 17 November
2017
14.00 WIB
|
Ds :
-
pasien mengatakan badan panas
-
pasien mengatakan masih melakukan
puasa 12 jam karena program operasi
Do
:
-
S
: 38,5oC
-
Terlihat cemas dan menangis
-
Badan teraba panas
-
Kondisi umum lemah
-
nampak pucat
-
bibir pecah-pecah
-
membran mukosa kering
-
terdapat luka heating masih basah
tertutup kasa masih basah sepanjang 7 cm
cairan
:
input :
-
infus : 1000 ml/24 jam
-
IV : 20 ml/24 jam
-
Total : 1030 ml/24
jam
Output
:
-
IWL : (30x32kg) /24 Jam = 960/24
jam
-
BAK = 500 ml/24 jam
-
BC = 1030- (960+500)
= - 430
|
Hipertermi
|
Trauma (post oprasi
apendiktomi)
|
3
|
Jum’at, 17 November
2017
14.00 WIB
|
Ds : ibu pasien bertanya apakah ada kemungkinan
resiko?
Do :
- kurangnya pengetahuan untuk menghindari infeksi
- Post operasi apendiktomi
|
Resiko
infeksi
|
Tindakan invasif
(post operasi apendiktomi
|
A.
Analisa
Data
No
|
Hari/tanggal
|
Data
Fokus
|
Problem
|
Etiologi
|
1
|
Jum’at, 17 November
2017
14.
00 WIB
|
Ds :
-
An. S mengeluhkan nyeri setelah
oprasi apendiksitis pada bagian perut bagian kanan
-
P
: ada jahitan masih basah
-
Q : seperti di sayat-sayat
-
R : Perut bagian kanan bawah
-
S : 8 (sedang/menganggu)
-
T : muncul setiap 2 jam
Do
:
-
N : 108x/menit
-
RR : 20x/menit
-
S : 38,5oC
-
Terlihat luka Heating Masih basah
sepenjang 7 cm
-
Pasien terlihat menangis kesakitan.
-
Terpasang kateter
|
Nyeri akut
|
Agen Cidera Fisik
(apendiktomi)
|
2
|
Jum’at, 17 November
2017
14.00 WIB
|
Ds :
-
pasien mengatakan badan panas
-
pasien mengatakan masih melakukan
puasa 12 jam karena program operasi
Do
:
-
S
: 38,5oC
-
Terlihat cemas dan menangis
-
Badan teraba panas
-
Kondisi umum lemah
-
nampak pucat
-
bibir pecah-pecah
-
membran mukosa kering
-
terdapat luka heating masih basah
tertutup kasa masih basah sepanjang 7 cm
cairan
:
input :
-
infus : 1000 ml/24 jam
-
IV : 20 ml/24 jam
- Obat : 10 ml/24 jam
Total : 1030 ml/24
jam
Output
:
-
IWL : (30x32kg) /24 Jam = 960/24
jam
-
BAK = 500 ml/24 jam
-
BC = 1030- (960+500)
= - 430
|
Hipertermi
|
Trauma (post oprasi
apendiktomi)
|
3
|
Jum’at, 17 November
2017
14.00 WIB
|
Ds : ibu pasien bertanya apakah ada kemungkinan
resiko?
Do :
- kurangnya pengetahuan untuk menghindari infeksi
- Post operasi apendiktomi
|
Resiko
infeksi
|
Tindakan invasif
(post operasi apendiktomi
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri
akut berhubungan dengan agen cidera fisik (apendiktomi).
2. Hipertermi
berhubungan dengan trauma (post oprasi apendiktomi).
3.
Resiko infeksi berhubungan dengan
tindakan invasif (post pembedahan apendiktomi)
A.
INTERVENSI
Hari/tgl/Jam
|
Dx
|
Tujuan & Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
TTD
|
Jum’at,
17 November 2017
|
I
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri akut
berkurang dengan K.H
-Mengenali
kapan nyeri akan terjadi lagi
-Menggunakan
tindakan pencegahan
-Menggunakan
tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
(Cetorolax
15 mg/mL)
|
1.) Observasi
adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang
tidak mau komunikasi.
2.) Gunakan
strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan
sampaikan penerima pasien terhadap nyeri.
3.) Ajarkan
penggunaan teknik non farmakologi (seperti, relaksasi, aplikasi panas/dingin
dan pijatan)
4.) Ajarkan
Nafas dalam
5.) kaji
skala nyeri lokasi, karakteristik, dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat
6.) monitor
tanda tanda vital
|
1. Mengetahui
perubahan-perubahan pada pasien.
2. Membuat
pasien nyaman dan bersikap terbuka.
3. Mengurangi
rasa nyeri dan kecemasan.
4. Mengurangi
rasa nyeri.
5. Berguna
dalam pengawasan dan keefesiensien obat, kemajuan penyembuhan, perubahan, dan
karakteristik nyeri.
6. Deteksi
dini terhadap perkembangan kesehatan pasien
|
|
Jum’at,
17 November 2017
|
II
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam dihrapkan suhu pasien kembali normal dengan kriteria
hasil :
-
Suhu tubuh normal (36,5 -37,5)
-
Tidak lemas
-
Tidak pucat
-
Tidak gelisah
-
Napas teratur
-
RR : 18 – 30 x/menit
|
1) Pantau
suhu, nadi, RR
2) Dorong
konsumsi cairan yang banyak
3) Monitor
warna kulit
4) Kolaborasi
dengan dokter berikan paracetamol
lewat IV 10 mg/24 jam
5) Pantau
terjadinya komplikasi yang berhubungan seperti kejang
6) Anjurkan
untuk banyak istirahat
7) Kompres
dingin pasien pada lipatan leher, aksila, dan paha
|
1. Mengetahui
perkembangan pada pasien
2. Mencegah
perubahan kehilangan cairan
3. Mencegah
terjadinya dehidrasi
4. Menurunkan
suhu tubuh ke normal dengan obat
5. Mengetahui
dan mencegah terjadimya komplikasi.
6. Mencegah
terjadinya kelelahan dan peningkatan suhu tubuh
7. Membantu
penurunan suhu tubuh secara manual
|
|
Jum’at,
17 November 2017
|
III
|
Setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan infeksi dapat diatasi dengan
kriteria hasil :
a. Klien
bebas dari tanda-tanda infeksi
b. Menunjukan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
c. Nilai
leukosit ( 4,5 – 11 x 10*3/ul)
|
1) Kaji
adanya tanda-tanda infeksi pada area insisi
2) Monitor
tanda-tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, berkringat, dan perubahan
mental
3) Lakukan
teknik isolasi untuk infeksi enterik. Cuci tangan efektif
4) Pertahankan
teknik aseptik ketat pada perawatan luka insisi / terbuka, ganti balut.
5) Kolaborasi
tim medis dalam pemberian antibiotik (cefotaxime 1gr /12 jam)
|
1) Dugaan
adanya infeksi
2) Dugaan
adanya infeksi.
3) Mencegah
transmisi penyakit virus ke orang lain.
4) Mencegah
meluas dan membatasi penyebaran organisme infektif/ kontaminasi
5) Terapi
ditunjukan pada bakteri anaerob dan hasil aerob granegatif.
|
IMPLEMENTASI
*lakukan sesuai tindakan berdasarkan Intervensinya. (
EVALUASI
HARI/TGL/JAM
|
No
Dx
|
EVALUASI
|
TTD
|
Jum’at,
17 NOV 2017
14.00 WIB
|
I
|
S: Pasien mengatakan masih nyeri di daerah perut
bagian kanan bawahnya.
P :
nyeri karena terputusnya kontraktil jaringan
Q :
seperti ditusuk-tusuk
R :
abdomen bagian bawah
S : 8
T :
nyeri munculsetiap 1 jam sekali
O : Nadi: 108x/menit
RR:
20x/menit
Suhu:
38,5oC
-pasien
meringis kesakitan
-
pasien lemas
A: masalah belum teratasi
P: ulangi kembali intervensi 1 sampai 4
1.)
Observasi adanya petunjuk non
verbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak mau
komunikasi.
2.)
Gunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan penerima pasien
terhadap nyeri.
3.)
Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi (seperti, relaksasi, aplikasi panas/dingin dan pijatan)
4.)
Ajarkan nafas dalam
|
|
Sabtu, 18 November 2017
19.00 WIB
|
I
|
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang sedikit di
daerah perut bagian kanan bawahnya.
P : nyeri
karena terputusnya kontraktil jaringan
Q :
seperti ditusuk-tusuk
R :
abdomen bagian bawah
S : 5
T :
nyeri munculsetiap 1 jam sekali
O : nadi : 108x/menit
RR:
20x/menit
Suhu:
38,5oC
-pasien
cukup rileks
-
pasien sudah bisa duduk miring kanan dan kiri
A: masalah teratasi sebagian
P: ulangi kembali intervensi 3 sampai 4 saat nyeri
muncul.
3) Ajarkan
penggunaan teknik non farmakologi (seperti, relaksasi, aplikasi panas/dingin
dan pijatan)
4) Ajarkan
nafas dalam
|
|
Minggu, 19 November 2017
06.00 WIB
|
I
|
S: Pasien mengatakan nyeri sudah hilang di daerah
perut bagian kanan bawahnya.
P :
nyeri karena ada jahitan selesai apendiktomi
Q :
seperti digigit semut
R :
abdomen bagian bawah
S : 2
T :
nyeri muncul setiap gerak
O : nadi : 108x/menit
RR :
20x/menit
Suhu:
38,5oC
-pasien
sudah rileks
-
pasien bisa duduk miring kanan kiri
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi 3 yaitu melakukakan
relaksasi jika nyeri muncul setiap saat.
3) Ajarkan
penggunaan teknik non farmakologi (seperti, relaksasi, aplikasi panas/dingin
dan pijatan)
|
|
Jum’at 17 November 2017
14.00 WIB
|
II
|
S : pasien mengatakan badan panas
O
: - S : 38,5oC
-
Terlihat cemas dan menangis
-
Badan teraba panas
-
Kondisi umum lemah
-
nampak pucat
-
bibir pecah-pecah
-
membran mukosa kering
-
terdapat luka heating masih basah
sepanjang 7 cm
A:
masalah belum teratasi
P:
lakukan intervensi ulang
1) Pantau
suhu, nadi, RR
2) Dorong
konsumsi cairan yang banyak
3) Monitor
warna kulit
4) Kolaborasi
dengan dokter berikan parasetamol
5) Pantau
terjadinya komplikasi yang berhubungan seperti kejang
6) Anjurkan
untuk banyak istirahat
7) Kompres
dingin pasien pada lipatan leher, aksila, dan paha
|
|
Sabtu, 18 November
2017
19.00 WIB
|
II
|
S : Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas
O
: - S : 37,7oC
-
Terlihat cemas dan menangis
-
Badan teraba panas
-
Kondisi umum lemah
-
nampak pucat
-
bibir pecah-pecah
-
membran mukosa kering
-
terdapat luka heating masih basah
sepanjang 7 cm
A:
masalah belum teratasi
P: lakukan intervensi ulang
1) Pantau
suhu, nadi, RR
2) Dorong
konsumsi cairan yang banyak
3) Monitor
warna kulit
4) Kolaborasi
dengan dokter berikan parasetamol
5) Pantau
terjadinya komplikasi yang berhubungan seperti kejang
6) Anjurkan
untuk banyak istirahat
7) Kompres
dingin pasien pada lipatan leher, aksila, dan paha
|
|
Minggu,
19 November 2017
06.00
WIB
|
II
|
S : Ibu pasien mengatakan anaknya panasnya turun
O
: - S : 36oC
-
Terlihat rileks
-
Badan teraba dingin
-
Kondisi umum lemah
-
membran mukosa lembab
A:
masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
1) Pantau
suhu, nadi, RR
2) Dorong
konsumsi cairan yang banyak
3) Monitor
warna kulit
4) Kolaborasi
dengan dokter berikan parasetamol
5) Pantau
terjadinya komplikasi yang berhubungan seperti kejang
6) Anjurkan
untuk banyak istirahat
7) Kompres
dingin pasien pada lipatan leher, aksila, dan paha
|
|
Jum’at,
17 November 2017
14.00 WIB
|
III
|
S : Pasien mengatakan daerah sekitar luka kotor
dan gatal, ibu pasien mengatakan anaknya badannya panas
O : -S : 38,5oC
-N :
108x/menit
-RR:
20x/menit
- luka
pasien bagus
- luka
pasien masih basah
A : Masalah belum teratasi
P : Lakukan kembali intervensi
1) Kaji
adanya tanda-tanda infeksi pada area insisi
2) Monitor
tanda-tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, berkringat, dan perubahan
mental
3) Lakukan
teknik isolasi untuk infeksi enterik. Ganti balut
4) Pertahankan
teknik aseptik ketat pada perawatan luka insisi / terbuka, ganti balut.
5) Kolaborasi
tim medis dalam pemberian antibiotik
|
|
Sabtu,
18 November 2017
19.00
WIB
|
III
|
S : Pasien mengatakan daerah sekitar luka gatal,
ibu pasien mengatakan anaknya badannya panas
O: - S: 37,7oC
-N :
90x/menit
-RR :
20x/menit
- luka
pasien bagus
- luka
pasien tahap pengeringan luka jahitan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lakukan intervensi ulang untuk proses
penyembuhan
1) Kaji
adanya tanda-tanda infeksi pada area insisi
2) Monitor
tanda-tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, berkringat, dan perubahan
mental
3) Lakukan
teknik isolasi untuk infeksi enterik. Ganti balut
4) Pertahankan
teknik aseptik ketat pada perawatan luka insisi / terbuka, ganti balut.
5) Kolaborasi
tim medis dalam pemberian antibiotik
|
|
Minggu,
19 November 2017
06.00
WIB
|
III
|
S: Pasien mengatakan daerah sekitar luka gatal,
ibu pasien mengatakan anaknya panasnya turun
O : -S : 36oC
-N:
90x/menit
-RR:
20x/menit
- luka
pasien bagus
- luka
pasien tahap pengeringan luka jahitan
A : Masalah teratasi
P : Ulangi intervensi ke 1,2,dan 5
1) Kaji
adanya tanda-tanda infeksi pada area insisi
2) Monitor
tanda-tanda vital. Perhatikan demam, menggigil, berkringat, dan perubahan
mental
3) 5.
Kolaborasi tim medis dalam pemberian antibiotik
|
waaahh...... keren sekaleeee
BalasHapusSemoga bermanfaat dan jangan lupa difollow
BalasHapus